oleh: Seno Suharyo
Selain jatuh dari jendela, kecelakaan lainnya yang sering terjadi adalah anak jatuh dari tempat tidur, terutama yang jatuh adalah bayi.
Pergerakan bayi yang semakin berkembang memang menggembirakan. Namun, pada saat yang sama bayi juga akan berisiko jatuh dari tempat tidur. Banyak orangtua yang mempunyai pengalaman bayinya terjatuh dari tempat tidur. Jangan panik.
Usia bayi adalah masa rawan terjadi kecelakaan. Saat ia belajar berguling misalnya dan orang tua lengah, ia bisa saja terjatuh dari tempat tidur.
Yang pasti, saat si kecil terjatuh, jangan hanya mengkhawatirkan bagian kepala saja, karena semua anggota tubuhnya memiliki risiko yang sama untuk mengalami benturan yang dapat membahayakannya.
Berikut ini adalah Manajemen Pertololongan Pertama sederhana disaat bayi jatuh.
- Perhatikan baik-baik pada posisi apa saat si kecil diketemukan.
- Perhatikan baik-baik kondisi si kecil. Apakah setelah jatuh langsung menangis dan menggerak-gerakkan semua anggota badannya? Jika ya, kita bisa langsung menggendong untuk menenangkannya. Setelah ia tenang, baru lakukan observasi.
1. Cari dan ingat bagian-bagian mana saja yang lebam/benjol/memar diseluruh anggota badan bayi. Jika menemukan benjolan di kepala atau memar di badan, boleh diobati dengan obat anti trauma oles. Jika pada bagian kepala tidak ditemukan lebam atau benjol, tapi bayi menangis saat dipegang, larikan segera ia ke rumah sakit terdekat. Untuk benjol bisa dikompres dengan es. Bila ada luka berdarah, tekan luka itu dengan kapas bersih selama 10 menit, kalau tidak berhenti segera bawa ke dokter.
2. Coba gerakkan kedua tangan bayi, ke samping, ke atas, ke bawah, kedepan, lalu rentangkan dan angkat-angkat lah. Jika ada reaksi karena rasa sakit, pastikan di tangan yang mana dan saat dalam posisi seperti apa. Ini sebagai bahan untuk dilaporkan ke dokter.
3. Lakukan hal yang sama pada kaki.
4. Tengokkan kepala bayi ke kanan dan ke kiri. Coba dekatkan dagu bayi ke dada secara perlahan. Jika ada keluhan catat sebagai laporanpada dokter.
5. Miringkan badan si kecil ke kiri dan ke kanan. Jika ada reaksi karena rasa sakit, catat dan laporkan ke dokter.
6. Lakukan observasi selama 2×24 jam.
Jika dalam kurun waktuitu ada gejala karena rasa sakit, apalagi sampai terjadi muntah dengan menyembur, segera larikan ke rumah sakit terdekat. Sebaliknya bila setelah jatuh dalam keadaan sadar tapi pasif (apalagi tidak menggerak-gerakkan anggota badannya) jangan mengangkatnya. Yang harus diwaspadai bila bayi sampai pingsan atau tidur dan susah dibangunkan, muntah, kejang pada wajah atau anggota gerak.
Hubungi UGD rumah sakit terdekat atau 118 untuk minta pertolongan paramedis. Salah mengangkat dalam kondisi seperti ini dapat berisiko fatal. Jika dalam keadaan tengkurap, kemungkinan besarnya aman. Tapi kita mesti melakukan pemeriksaan seputar bahu, kedua tangan, dada dan kaki. Caranya seperti yang disebutkan di atas.
Jika ada rasa sakit segera bawa ke rumah sakit terdekat.
Jika dalam keadaan telentang, periksa dan perhatikan daerah kepala bagian belakang, leher, punggung, dan panggul, mulai dari tanda lebam atau merah, hingga rasa sakit saat disentuh dan digerakkan seperti yang telah disebutkan di atas. Pastikan bayi tidak muntah atau mengalami penurunan kesadaran dalam 2 x 24 jam.
Jika ada rasa sakit saat disentuh dan digerakkan atau muntah atau mengalami penurunan kesadaran dalam 2 x 24 jam, segera larikan ke rumah sakit terdekat.
Jika bayi ditemukan dalam posisi miring, kanan atau kiri, perhatikan dan periksa kepala, tangan yang menjadi tumpuan badan, juga kaki. Lakukan pemeriksaan seperti yang disebutkan di atas.
Jika ada rasa sakit, segera larikan ke rumah sakit terdekat.
Jika ditemukan dalam posisi duduk, periksa dan pastikan bayi masih sadar, biasanya menangis dan mampu menggerakkan anggota badan. Periksa bagian panggulnya, ada tidak tanda memar, merah, atau sakit saat dipegang atau digerakkan.
Jika ya, segera larikan ke rumah sakit terdekat.
Dalam posisi apa pun jatuhnya si kecil, jangan lupa melakukan pemeriksaan mata. Sebaiknya menggunakan senter :
Masih bereaksi kah saat kita senter matanya, mengedip, menutupmatanya atau kaget. Jika tidak bawa segera anak ke rumah sakit.
6. Lakukan observasi selama 2×24 jam.
Jika dalam kurun waktuitu ada gejala karena rasa sakit, apalagi sampai terjadi muntah dengan menyembur, segera larikan ke rumah sakit terdekat. Sebaliknya bila setelah jatuh dalam keadaan sadar tapi pasif (apalagi tidak menggerak-gerakkan anggota badannya) jangan mengangkatnya. Yang harus diwaspadai bila bayi sampai pingsan atau tidur dan susah dibangunkan, muntah, kejang pada wajah atau anggota gerak.
Hubungi UGD rumah sakit terdekat atau 118 untuk minta pertolongan paramedis. Salah mengangkat dalam kondisi seperti ini dapat berisiko fatal. Jika dalam keadaan tengkurap, kemungkinan besarnya aman. Tapi kita mesti melakukan pemeriksaan seputar bahu, kedua tangan, dada dan kaki. Caranya seperti yang disebutkan di atas.
Jika ada rasa sakit segera bawa ke rumah sakit terdekat.
Jika dalam keadaan telentang, periksa dan perhatikan daerah kepala bagian belakang, leher, punggung, dan panggul, mulai dari tanda lebam atau merah, hingga rasa sakit saat disentuh dan digerakkan seperti yang telah disebutkan di atas. Pastikan bayi tidak muntah atau mengalami penurunan kesadaran dalam 2 x 24 jam.
Jika ada rasa sakit saat disentuh dan digerakkan atau muntah atau mengalami penurunan kesadaran dalam 2 x 24 jam, segera larikan ke rumah sakit terdekat.
Jika bayi ditemukan dalam posisi miring, kanan atau kiri, perhatikan dan periksa kepala, tangan yang menjadi tumpuan badan, juga kaki. Lakukan pemeriksaan seperti yang disebutkan di atas.
Jika ada rasa sakit, segera larikan ke rumah sakit terdekat.
Jika ditemukan dalam posisi duduk, periksa dan pastikan bayi masih sadar, biasanya menangis dan mampu menggerakkan anggota badan. Periksa bagian panggulnya, ada tidak tanda memar, merah, atau sakit saat dipegang atau digerakkan.
Jika ya, segera larikan ke rumah sakit terdekat.
Dalam posisi apa pun jatuhnya si kecil, jangan lupa melakukan pemeriksaan mata. Sebaiknya menggunakan senter :
Masih bereaksi kah saat kita senter matanya, mengedip, menutupmatanya atau kaget. Jika tidak bawa segera anak ke rumah sakit.
Gerakan senter ke kanan dan ke kiri, masih mampu kah bayi mengikuti gerakan sinar. Jika tidak ia harus segera larikan ke rumah sakit terdekat.
Perhatikan pupil matanya, apakah pupil mata yang kiri dan kanan sama besar/kecilnya saat kita senter satu per satu. Jika sama kita bisa bernapas lega. Bila tidak, bayi perlu menjalani pemeriksaanlebih lanjut, seperti CT Scan.
Di bawah ini kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi pada saat bayi terjatuh. Dengan pengetahuan ini diharapkan orangtua bisa lebih memahami kondisi bayi bila terjatuh dan mampu melakukan pertolongan pertama yang benar.
Jika kepala terlebih dahulu yang membentur lantai.
Di sebelah mana pun benturan itu terjadi selama masih di kepala,kita perlu mewaspadainya. Tulang tengkorak bayi masih rapuh dan belum memiliki refleks untuk menahan dengan baik. Kemungkinan yangbisa terjadi, bayi mengalami fraktur atau retak/patah tulang tengkorak kepala, atau perdarahan di luar tengkorak atau di dalamtengkorak.
Perdarahan di luar dapat ditandai dengan adanya benjol/memar. Selama tidak ada fraktur, kondisi ini bisa dikatakan tidak parah. Rabalah ubun-ubunnya apakah menonjol atau tidak. Ubun-ubun yang menonjol menjadi tanda adanya peningkatan tekanan dalam otak yang dapat terjadi karena edema otak atau perdarahan.
Harap diketahui, bila tidak ditemukan benjolan/memar, tapi bayi menangis (atau justru tidak menangis dan langsung tertidur), tidak sadarkan diri, mengalami kejang/muntah-muntah (yang menyembur tetapi bukan gumoh), ada kecurigaan bayi mengalami perdarahan di dalam tengkorak kepalanya.
Segera larikan ke rumah sakit terdekat.
Jika dada terlebih dahulu yang membentur permukaan.
Kalau tempat mendaratnya datar, kemungkinan risiko bayi untuk cedera lebih sedikit. Sebaliknya, tempat mendarat yang tidak mulus atau ada tonjolan yang tepat mengarah ke dadanya dapat mengakibatkan fraktur/parah tulang iga atau rusuk yang patahannya dapat mengenaiorgan paru-paru atau jantungnya.
Untuk itu perhatikan apakah si kecil dapat bernapas secara normal atau tidak. Umumnya jika bagian dada terlebih dahulu yang “mendarat”, secara alami tangan akan membuat perlindungan terlebih dahulu. Karena itu periksa juga kondisi tangan dan bahu bayi. Apakah ada pergelangan tangannya yang mengalami patah atau adakah sendi yang keluar (dislokasi) dari tempatnya.
Periksa juga bagian kepala, khususnya dahi. Biasanya saat mendarat, sekalipun dada terlebih dahulu, kepala langsung menyusul membentur lantai. Jika panggul terlebih dahulu yang mendarat. Kemungkinan besar bayi akan mengalami dislokasi atau fraktur tulangpanggul.
Karena panggul berhubungan langsung dengan tulang belakang, dikhawatirkan ada saraf-saraf yang terjepit. Jika yang terjepit saraf kaki biasanya si kecil tidak bisa menggerakkan kakinya alias lumpuh. Jika yang mendarat kaki terlebih dahulu. Kejadiannya pada tiap bayi bisa berbeda. Jika ia sudah bisa berdiripasti akan menahan tubuhnya dengan kaki lalu jatuh bersimpuh. Risiko kasus ini adalah dislokasi atau keseleo. Pada bayi di bawah 6 bulan meski belum mampu menahan tubuhnya, secara alami badan bayi akan terjatuh ke depan dan sebelum mendarat tangannya akan menjadi bumper.
Jika yang mendarat bokong duluan.
Berbahaya karena kaitannya langsung dengan tulang belakang dan dapat mengakibatkan patah pada tulang punggung bayi. Risiko lain, bila ada saraf ang terjepit bisa mengakibatkan kelumpuhan. Bayi yang ditemukan terjatuh ada posisi seperti ini jangan digendong. Biarkan paramedis yang melakukan pertolongan. Tapi jika si kecil sadar dan bisa aktif kita bisa langsung enggendongnya.
Jika yang mendarat terlebih dahulu punggung.
Menjadi bahaya jika saat mendarat posisi leher ikut terlipat/tertekuk karena bisa mengakibatkan keseleo dan fraktur tulang leher. Bila bayi dalam keadaan idak sadar jangan mencoba mengangkatnya. Langkah yang bisa kita lakukan adalah minta bantuan paramedis di UGD di rumah sakit atau 118.
Supaya tidak berulang, halangi tempat tidurnya dengan guling, atau letakkan kasur di bawah atau di lantai.
Tulisan : Begawan Abyasa
Support idea : Juliadi Susanto
Di bawah ini kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi pada saat bayi terjatuh. Dengan pengetahuan ini diharapkan orangtua bisa lebih memahami kondisi bayi bila terjatuh dan mampu melakukan pertolongan pertama yang benar.
Jika kepala terlebih dahulu yang membentur lantai.
Di sebelah mana pun benturan itu terjadi selama masih di kepala,kita perlu mewaspadainya. Tulang tengkorak bayi masih rapuh dan belum memiliki refleks untuk menahan dengan baik. Kemungkinan yangbisa terjadi, bayi mengalami fraktur atau retak/patah tulang tengkorak kepala, atau perdarahan di luar tengkorak atau di dalamtengkorak.
Perdarahan di luar dapat ditandai dengan adanya benjol/memar. Selama tidak ada fraktur, kondisi ini bisa dikatakan tidak parah. Rabalah ubun-ubunnya apakah menonjol atau tidak. Ubun-ubun yang menonjol menjadi tanda adanya peningkatan tekanan dalam otak yang dapat terjadi karena edema otak atau perdarahan.
Harap diketahui, bila tidak ditemukan benjolan/memar, tapi bayi menangis (atau justru tidak menangis dan langsung tertidur), tidak sadarkan diri, mengalami kejang/muntah-muntah (yang menyembur tetapi bukan gumoh), ada kecurigaan bayi mengalami perdarahan di dalam tengkorak kepalanya.
Segera larikan ke rumah sakit terdekat.
Jika dada terlebih dahulu yang membentur permukaan.
Kalau tempat mendaratnya datar, kemungkinan risiko bayi untuk cedera lebih sedikit. Sebaliknya, tempat mendarat yang tidak mulus atau ada tonjolan yang tepat mengarah ke dadanya dapat mengakibatkan fraktur/parah tulang iga atau rusuk yang patahannya dapat mengenaiorgan paru-paru atau jantungnya.
Untuk itu perhatikan apakah si kecil dapat bernapas secara normal atau tidak. Umumnya jika bagian dada terlebih dahulu yang “mendarat”, secara alami tangan akan membuat perlindungan terlebih dahulu. Karena itu periksa juga kondisi tangan dan bahu bayi. Apakah ada pergelangan tangannya yang mengalami patah atau adakah sendi yang keluar (dislokasi) dari tempatnya.
Periksa juga bagian kepala, khususnya dahi. Biasanya saat mendarat, sekalipun dada terlebih dahulu, kepala langsung menyusul membentur lantai. Jika panggul terlebih dahulu yang mendarat. Kemungkinan besar bayi akan mengalami dislokasi atau fraktur tulangpanggul.
Karena panggul berhubungan langsung dengan tulang belakang, dikhawatirkan ada saraf-saraf yang terjepit. Jika yang terjepit saraf kaki biasanya si kecil tidak bisa menggerakkan kakinya alias lumpuh. Jika yang mendarat kaki terlebih dahulu. Kejadiannya pada tiap bayi bisa berbeda. Jika ia sudah bisa berdiripasti akan menahan tubuhnya dengan kaki lalu jatuh bersimpuh. Risiko kasus ini adalah dislokasi atau keseleo. Pada bayi di bawah 6 bulan meski belum mampu menahan tubuhnya, secara alami badan bayi akan terjatuh ke depan dan sebelum mendarat tangannya akan menjadi bumper.
Jika yang mendarat bokong duluan.
Berbahaya karena kaitannya langsung dengan tulang belakang dan dapat mengakibatkan patah pada tulang punggung bayi. Risiko lain, bila ada saraf ang terjepit bisa mengakibatkan kelumpuhan. Bayi yang ditemukan terjatuh ada posisi seperti ini jangan digendong. Biarkan paramedis yang melakukan pertolongan. Tapi jika si kecil sadar dan bisa aktif kita bisa langsung enggendongnya.
Jika yang mendarat terlebih dahulu punggung.
Menjadi bahaya jika saat mendarat posisi leher ikut terlipat/tertekuk karena bisa mengakibatkan keseleo dan fraktur tulang leher. Bila bayi dalam keadaan idak sadar jangan mencoba mengangkatnya. Langkah yang bisa kita lakukan adalah minta bantuan paramedis di UGD di rumah sakit atau 118.
Supaya tidak berulang, halangi tempat tidurnya dengan guling, atau letakkan kasur di bawah atau di lantai.
Tulisan : Begawan Abyasa
Support idea : Juliadi Susanto