Status Nova Wijaya Inspirasi Judul Postingan ini |
Judul ini saya dapatkan saat membaca sebuah postingan atau lebih tepatnya status facebook yang ditulis oleh seorang blogger dan volunteer PMI dari Bojonegoro. Merupakan seorang gadis manis berwajah oriental dengan sorot mata yang cukup membuat hati lumer layaknya eskrim dan yang pasti dia lebih tepatnya apa ya, pokoknya diantara kata cantik, manis dan ayu aku pilih manis deh buat nova wijaya #ups curhat.
Intinya hanya ingin menjabarkan apa yang aku lihat tadi di status nova dan menurutku masih bisa dipautkan dengan kondisi grup volt***e saat ini. Sebuah permasalahan yang timbul lantaran grup facebook bernama volt***e yang digandrungi para relawan PMI sebagai wadah rembug pikir demi perbaikan PMI, eh muncul seseorang berinisial A dengan gelar dr. yang seolah mengintimidasi beberapa kawan grup volt***e yang intinya ingin diakui bahwa dirinya pencetus grup volt***e tersebut.
Kabar berita ini pun muncul saat mas Tri Sugiarto (ngapunten nggih kulo sambat mas biar keliatan muda dikit hehe) yang isinya bahwa dr. A ini ingin diakui keberadaannya sebagai pembuat grup volt***e. Lantas ini pun membuat geram kami semua yang ada dalam grup lantaran sudah damai, adem ayem untuk rembug pikir demi perbaikan dan kebaikan PMI di masa mendatang yakni dengan rembugan bahas AD/ART PMI yang dinilai banci.
Sebuah hal yang menurut saya lucu, aneh dan bikin ngakak (ngapunten ini hanya menjabarkan sikap dr. A tersebut), secara melihat kapasitas beliau yang notabene seorang dokter dengan gaji yang cukup (lha koq ngomongke gajiii..) koq mau-maunya menghabiskan waktu, menyempatkan waktu guna ingin namanya dicatat dalam sejarah sebagai pembuat grup facebook volt***e.
Ini orang ingin jadi pahlawan atau sok pahlawan, gimana tho bapak dr. A ini. Harusnya (ini pendapat saya pribadi lho..) kalau ingin melihat kemajuan PMI, bapak dr. A mendukung dan mensupport apa yang sudah kami perjuangkan di Bantul. Melalui kerelaan hati relawan dari berbagai daerah dengan segala keperluan sendiri entah itu duit akhir bulan atau terpaksa ngutang demi rembug relawan guna membahas perbaikan PMI di masa mendatang, penuh keikhlasan atas satu nama Relawan PMI merelakan masa liburan di tempat tinggalnya.
Sebuah keputusan besar demi lahirnya sebuah generasi baru dalam berfikir seorang relawan yang mau bela-belain bahas perbaikan organisasi kemanusiaan. Tentunya apa yang dilakukan selama dua hari di Bantul tanggal 25-26 Mei 2013 ini sepakat bahwa hasilnya akan dibawa ke dalam Munas PMI dan rembug pikir kembali pada Januari atau Februari 2014.
Melihat kesungguhan dan keikhlasan relawan ini, harusnya bapak dr. A merasa malu dengan segala prasarana dan keterbatasan mereka mampu menyusun strategi demi perbaikan organisasi. Lha koq tiba-tiba bapak dr. A muncul ingin namanya tertulis di batu nisan sebagai pahlawan volt***e. Intinya orang tersebut ingin diakui dalam sebuah nama pencetus grup facebook volt***e dan singkatnya dalam penafsiran saya ingin merebut grup facebook tersebut menjadi miliknya.
Dengan penuh kesabaran dan berbagai ide kreatif mengolah otak (kayak makanan aja diolah-olah), akhirnya sepakat bahwa kita tetap mempertahankan perjuangan kita yakni notulensi, visi misi serta tetek bengek hasil rembug relawan di Bantul. Hanya saja sekarang kita pindah lapak yang semula rembug relawannya di socmed bernama "Volt***e" kini menjadi "Kampoeng Relawan". Ingat! Visi misi dan tujuan tetap sama sesuai hasil kesepakatan di Bantul.
Lha terus piye iki hubungane karo judul postinganku? Sambil berfikir bahwa apa yang kita lakukan dalam grup "New Voltage" (Nama yang disebutkan mas Tri Sugiarto) sesuai rembug relawan di Bantul, mengalah kepada dr. A dan sepakat menyerahkan grup sosmed facebook "Voltage". Mengalah ini adalah mencegah sebuah upaya intimidasi berlanjut dari beliau, tujuannya agar FGD yang biasanya berkepanjangan Focus Grup Discussion tetap berjalan walau di grup socmed facebook yang baru (saat ini bernama Kampoeng Relawan).
Kita itu mengalah bukan menyerah. Mengalah dengan cara memberikan grup socmed lama ke dr. A agar beliau puas, senang, loncat-loncat sambil bilang wow, wew, wiw atau apalah terserah. Mengalah karena beliau memiliki watak keras, mau menang sendiri dan lain sebagainya. Mengalah agar kita bisa terus melanjutkan perjuangan sesuai kesepakatan di Bantul walau di grup socmed facebook dengan nama baru. Kita mengalah bukan menyerah, bila Mengalah masih bisa cari peluang namun Menyerah kita kehilangan segalanya.
Terima kasih de Nova Wijaya atas inspirasinya demi terwujudnya tulisan ini. Sekian.
Intinya hanya ingin menjabarkan apa yang aku lihat tadi di status nova dan menurutku masih bisa dipautkan dengan kondisi grup volt***e saat ini. Sebuah permasalahan yang timbul lantaran grup facebook bernama volt***e yang digandrungi para relawan PMI sebagai wadah rembug pikir demi perbaikan PMI, eh muncul seseorang berinisial A dengan gelar dr. yang seolah mengintimidasi beberapa kawan grup volt***e yang intinya ingin diakui bahwa dirinya pencetus grup volt***e tersebut.
Kabar berita ini pun muncul saat mas Tri Sugiarto (ngapunten nggih kulo sambat mas biar keliatan muda dikit hehe) yang isinya bahwa dr. A ini ingin diakui keberadaannya sebagai pembuat grup volt***e. Lantas ini pun membuat geram kami semua yang ada dalam grup lantaran sudah damai, adem ayem untuk rembug pikir demi perbaikan dan kebaikan PMI di masa mendatang yakni dengan rembugan bahas AD/ART PMI yang dinilai banci.
Sebuah hal yang menurut saya lucu, aneh dan bikin ngakak (ngapunten ini hanya menjabarkan sikap dr. A tersebut), secara melihat kapasitas beliau yang notabene seorang dokter dengan gaji yang cukup (lha koq ngomongke gajiii..) koq mau-maunya menghabiskan waktu, menyempatkan waktu guna ingin namanya dicatat dalam sejarah sebagai pembuat grup facebook volt***e.
Ini orang ingin jadi pahlawan atau sok pahlawan, gimana tho bapak dr. A ini. Harusnya (ini pendapat saya pribadi lho..) kalau ingin melihat kemajuan PMI, bapak dr. A mendukung dan mensupport apa yang sudah kami perjuangkan di Bantul. Melalui kerelaan hati relawan dari berbagai daerah dengan segala keperluan sendiri entah itu duit akhir bulan atau terpaksa ngutang demi rembug relawan guna membahas perbaikan PMI di masa mendatang, penuh keikhlasan atas satu nama Relawan PMI merelakan masa liburan di tempat tinggalnya.
Sebuah keputusan besar demi lahirnya sebuah generasi baru dalam berfikir seorang relawan yang mau bela-belain bahas perbaikan organisasi kemanusiaan. Tentunya apa yang dilakukan selama dua hari di Bantul tanggal 25-26 Mei 2013 ini sepakat bahwa hasilnya akan dibawa ke dalam Munas PMI dan rembug pikir kembali pada Januari atau Februari 2014.
Melihat kesungguhan dan keikhlasan relawan ini, harusnya bapak dr. A merasa malu dengan segala prasarana dan keterbatasan mereka mampu menyusun strategi demi perbaikan organisasi. Lha koq tiba-tiba bapak dr. A muncul ingin namanya tertulis di batu nisan sebagai pahlawan volt***e. Intinya orang tersebut ingin diakui dalam sebuah nama pencetus grup facebook volt***e dan singkatnya dalam penafsiran saya ingin merebut grup facebook tersebut menjadi miliknya.
Dengan penuh kesabaran dan berbagai ide kreatif mengolah otak (kayak makanan aja diolah-olah), akhirnya sepakat bahwa kita tetap mempertahankan perjuangan kita yakni notulensi, visi misi serta tetek bengek hasil rembug relawan di Bantul. Hanya saja sekarang kita pindah lapak yang semula rembug relawannya di socmed bernama "Volt***e" kini menjadi "Kampoeng Relawan". Ingat! Visi misi dan tujuan tetap sama sesuai hasil kesepakatan di Bantul.
Lha terus piye iki hubungane karo judul postinganku? Sambil berfikir bahwa apa yang kita lakukan dalam grup "New Voltage" (Nama yang disebutkan mas Tri Sugiarto) sesuai rembug relawan di Bantul, mengalah kepada dr. A dan sepakat menyerahkan grup sosmed facebook "Voltage". Mengalah ini adalah mencegah sebuah upaya intimidasi berlanjut dari beliau, tujuannya agar FGD yang biasanya berkepanjangan Focus Grup Discussion tetap berjalan walau di grup socmed facebook yang baru (saat ini bernama Kampoeng Relawan).
Kita itu mengalah bukan menyerah. Mengalah dengan cara memberikan grup socmed lama ke dr. A agar beliau puas, senang, loncat-loncat sambil bilang wow, wew, wiw atau apalah terserah. Mengalah karena beliau memiliki watak keras, mau menang sendiri dan lain sebagainya. Mengalah agar kita bisa terus melanjutkan perjuangan sesuai kesepakatan di Bantul walau di grup socmed facebook dengan nama baru. Kita mengalah bukan menyerah, bila Mengalah masih bisa cari peluang namun Menyerah kita kehilangan segalanya.
Terima kasih de Nova Wijaya atas inspirasinya demi terwujudnya tulisan ini. Sekian.