DIKRITIK …SIAPA TAKUT?



Dalam hukum causalitas kita mengenal adanya sebab akibat. Artinya segala sesuatu yang terjadi di muka bumi ini pastilah ada penyebabnya, baik itu yang bersifat fisik maupun non-fisik. Contoh konkretnya adalah, ada bumi karena diciptakan oleh Tuhan ( secara hukum keTuhanan), adanya Tuhan karena kemampuan otak kita berfikir dan akhirnya mengakui keberadaan-Nya. ( sebuah dasar pemikiran timbulnya KRITIKAN )


            Okey,,, kini kita memasuki dunia intelektual yang sarat dengan diskusi, opini, berfikir dan yang terpenting adalah dunia yang dipenuhi dengan segala keanekaragaman karakter dan kemampuan berargumentasi. Semua dinamika yang ada di dalam dunia intelektual tersebut akhirnya bersetubuh dan akhirnya melahirkan anak yang namanya KRITIS.

            KRITIS adalah sebuah kemampuan, kepekaan berfikir, mengkaji dan akhirnya menyikapi sebuah kondisi baik itu berupa sikap, opini (pendapat ) maupun cara berfikir seseorang. Dan segala usaha yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud untuk menyikapi sistem kerja atau kinerja seseorang baik disampaikan melalui sebuah opini ( tulisan berupa sindiran atau langsung ), bantahan, argumentasi maupun aksi fiSIk disebut dengan mengKRITIK.

            Nah,,, disini akhirnya kita akan setuju bahwa sikap KRITIS yang dituangkan dalam sebuah KRITIKAN adalah salah satu contoh HUKUM CAUSALITAS. Suatu KRITIKAN yang didasari dengan sikap KRITIS ( mempelajari dan mengkaji ) adalah sikap INTELEKTUAL, tetapi apabila sikap KRITIS itu lahir dari sebuah sikap EGOISME maka yang dilahirkan adalah sebuah KEBODOHAN.

            Sebagai seorang INTELEKTUAL, kita tidak akan mampu lari dari dunia INTELEKTUAL itu sendiri yaitu sikap KRITIS ( embrio dari kritik mengkritik ). Kini pertanyaannya adalah apakah setiap saat kita harus KRITIS ? jawabannya adalah YA ! tapi tidak semua harus dituangkan dalam sebuah KRITIKAN. KRITIKAN akan lahir apabila telah terjadi persetubuhan antara ILMU, LOGIKA DAN KAJIAN yang senantiasa diselimuti oleh TANGGUNG JAWAB INTELEKTUAL.

            TANGGUNG JAWAB INTELEKTUAL adalah dasar dari sikap INTELEKTUAL , bagaimana sikap atau karakter seorang intelek ketika MENGKRITIK ? jawabnya adalah TANGGUNG JAWAB. TANGGUNG JAWAB kepada ILMU, LOGIKA dan terlebih dahulu dilalui dengan sebuah KAJIAN. Begitu juga dengan yang diKRITIK, bagaimana sikap seorang intelek ketika diKRITIK ? jawabnya adalah TANGGUNG JAWAB. ARTINYA tanggung jawab secara keILMUAN, logika dan kajian.

            Jadi,,,,,,,,,,,KESIMPULANNYA adalah ; tidak ada yang SALAH dengan KRITIKAN dan KEKRITISAN.
            KRITIKAN ,,,??? SIAPA TAKUT  !!!. yang terpenting adalah seorang intelektual ketika akan MENGKRITIK atau sedang DIKRITIK haruslah TANGGUNG JAWAB, ini artinya tidaklah sebuah KRITIKAN namanya jika tidak didasari dengan ILMU, LOGIKA DAN KAJIAN.

didedikasikan untuk RELAWAN PMI oleh DM Edi S (Bali, 31/5/5)

This entry was posted in ,,,. Bookmark the permalink.

Leave a Reply