Pengantar
Perjalanan RUU Kepalangmerahan telah memasuki tahun ke 9 sejak diusulkan oleh DPR RI di tahun 2004 yang lalu. Satu proses yang sangat panjang untuk menetapkan satu lambang perhimpunan nasional bagi satu negara yang telah meratifikasi Konvensi Jenewa dan Protokol Tambahan 1970, khususnya Protokol Tambahan 2005 tentang lambang perhimpunan nasional. Entah berapa banyak dana yang telah dikeluarkan oleh pemerintah yang bersumber dari pajak dan dana PMI yang juga sebagian besar dari rakyat Indonesia. Telah banyak tulisan dan komentar di berbagai media : cetak konvensional maupun online, media jurnalisme warga (semisal Kompasiana.com) serta media sosial umumnya (Facebook, Twitter, Blog dan sebagainya). Terakhir muncul di tulisan blog Ketua DPR RI, Dr. Marzuki Alie di sini yang menulis banyak hal seputar perjalanan beliau di dalam aktivitas lembaga kemanusiaan PMI, khususnya buah tangan setelah berinteksi dengan Relawan PMI dalam Sarasehan RUU Kepalangmerahan pada Temu Karya Nasional V 2013 Relawan PMI di Selorejo, Kabupaten Malang, Jawa Timur akhir Juni yang lalu.
Analisis berita seputar polemik lambang kepalangmerahan adalah tema besar bagi organisasi (Perhimpunan Nasional) Palang Merah Indonesia (PMI) yang pada 17 September 2013 akan berusia 68 tahun. Sama dengan usia Proklamasi Kemerdekaan RI, hanya beda satu bulan. Hal menarik dari perjalanan panjang pembahasan itu bukan soal inefektivitas waktu yang hampir dipastikan berdampak pada pembengkakan anggaran baik di DPR, Pemerintah maupun PMI. Tetapi juga tentang ketidak-jelasan hasil pembahasan yang membuat banyak pihak, terutama relawan PMI bertambah gundah dan geram. Tulisan yang akan disajikan secara berseri ini diharapkan dapat mendorong DPR dan Pemerintah segera menuntaskan RUU tersebut.
1. Tulisan Ketua PMI Pusat, M. Jusuf Kalla di Polemik Seputar Lambang Palang Merah Kompasiana.
Baru baru ini saya ditemui oleh seorang kawan lama, dia
cukup fanatik dengan agamanya. tapi tidak radikal tentunya. Dia menemui saya
hanya karena persoalan dia merasa terganggu dengan Logo PMI, yang nota bene
menggunakan lambang palang yang dia asosiakan ke agama tertentu. Dan meminta
lambang PMI untuk di Indonesia diganti dengan lambang apa saja asal jangan
lambang Palang.
Saya bilang ke dia wah anda salah besar kalau mengatakan Palang
itu milik agama tertentu. Bahwa palang yang menyimbolkan agama tertentu
itu kakinya lebih panjang, kalau PMI tidak, semuanya sama panjang. Ia sama
dengan symbol penjumlahan ,di dalam ilmu Mate-Matika . Tentunya kita semua tahu
mengenai asal-usul ilmu mate-matika, dia berasal dari pelajaran Al-Jabar
yang dikembangkan oleh ilmuwan islam, yang bernama al-quesi, jadi itu
sebenarnya lambang palang yang anda protes, yang menciptakan itu orang yang
beragama islam.
Dan saya katakan juga kepada teman saya itu, kalau anda tidak suka
PMI menggunakan lambang itu tidak masalah nanti kita ganti. Dengan syarat
symbol (+) di tombol HP anda juga hilangkan ganti dengan gambar apa saja, dan
anak anda yang masih sekolah kalau dia belajar penjumlahan larang dia pakai
symbol (+) untuk menjumlahkan, suruh dia ganti pakai symbol yang lain.
Karena yang kasi symbol itu bukan pengurus PMI tapi itu sudah
diberikan oleh Negara, kalau Negara mau rubah silahkan, kita akan ikut saja,
kita tidak terlalu mempersoalkan lambang itu, toh semenjak zaman pak Hatta jadi
pengurus PMI dia juga pakai lambang itu juga.
Selain itu kalau lambang tersebut dirubah, yang jadi susah
tentara, apa hubungannya dengan tentara, ? karena konvensi mengatakan ketika terjadi
perang, maka orang yang menggunakan tanda Palang Merah, itu tidak boleh
ditembak. Kalau kita ganti maka semua tenaga medik dalam perang bisa kena
tembak nanti. Jadi bikin persoalan lagi kita ini, hanya gara-gara masalah
lambang. Masa lambang harus dipersoalkan ? itukan tidak ada hubungannya dengan
amal ibadah. Kita kan “fastabikhul khairat” saja.
Jadi itulah selentingan yang bukan hanya kawan saya saja yang
persoalkan tapi banyak juga orang-orang di luar sana yang terlalu mempersoalkan
penggunaan lambang tersebut. seolah-olah PMI itu merupakan gerakan “misionaris”
agama tertentu, saya selalu katakan, Palang Merah itu gerakan kemanusiaan yang
lintas batas agama, suku, dan bangsa. Lalu mengapa ada muncul Bulan sabit
Merah? apakah dia gerakan counter Misionaris?
Jadi sejarahnya seperti ini, kenapa ada Palang Merah dan kenapa
ada Bulan Sabit Merah ? Lambang Palang Merah sendiri sebenarnya diadopsi dari
bendera Swiss, untuk menghormati Henry Dunant sang Pendiri Palang Merah yang
berkebangsaan Swiis, sekaligus sebagai bentuk penghormatan terhadap negara
Swiss sebagai tempat konvensi kesepakatan penggunaan tanda untuk tenaga
sukarela di Medan Perang.
Pada zaman dahulu setiap negara memiliki tanda yang berbeda beda
untuk tenaga medis di medang perang. seperti Austria memakai bendera
putih, perancis merah, dan spanyol Kuning. Yang jadi masalah pihak lawan kadang
tidak mengenali tanda dari tenaga medis sehingga banyak sukarelawan medis yang
jadi target sasaran tentara lawan.
Sehingga akhirnya muncullah pemikiran untuk menggunakan lambang
yang seragam bagi setiap tenaga medis yang ada di medan perang. Akhirnya
pada tahun 1863 pada konferensi internasional diputuskan Lambang Palang Merah
di atas dasar putih menjadi simbol bagi para sukarela medis. Lambang tersebut
merupakan kebalikan dari bendera nasional Swiss (palang putih diatas dasar
merah) yang memfasilitasi berlangsungnya Konferensi Internasional saat itu.
Pada tahun 1864, Lambang Palang Merah di atas dasar putih secara resmi diakui
sebagai tanda pengenal pelayanan medis angkatan bersenjata.
Pada dasarnya penggunaan lambang Palang Merah tidaklah dimaksudkan
untuk menampilkan simbol kelompok tertentu, itu hanya karena konferensi untuk
menentukan tanda bagi tenaga sukarela Medis pada saat perang diadakan di Swiss
jadi mungkin peserta waktu itu mencari gampangnya ajah, yah sudah dibaliklah
bendera Swiss untuk dijadikan tanda bagi mereka yang menjadi sukarela medis di
medan perang.
Namun demikian tidak setiap negara bisa memahami penggunaan tanda
tersebut, ini terjadi pada tahun 1876 saat Balkan dilanda perang,
sejumlah tenaga sukarela medis ditangkap dan dibunuh oleh Kerajaan Ottoman
(saat ini Turki) semata-mata karena mereka memakai ban lengan dengan gambar
Palang Merah. Pihak kerajaan beralasan bahwa tentara Turki yang rata-rata
beragama Islam sensitif terhadap Lambang berbentuk palang tersebut sehingga
mengira mereka juga musuh (mungkin karena Turki masih ada trauma dengan perang
salib mengingat tentara Eropa waktu itu menggunakan lambang palang yang kakinya
lebih panjang di dada mereka sewaktu melakukan invasi ke Timur Tengah).
Dengan begitu muncullah gagasan untuk tanda bagi pekerja
kemanusiaan di medan perang tidak hanya menggunakan lambang Palang merah,
tetapi juga menggunakan Lambang yang berbeda yaitu Bulan Sabit Merah. Bulan
sabit Merah ini disahkan pada Konferensi Internasional tahun 1929 secara
resmi diadopsi sebagai Lambang yang diakui dalam Konvensi. Jadi itulah awal
mula mengapa ada Palang Merah, mengapa ada Bulan sabit merah, bukan karena faktor
agama tapi karena masalah salah paham saja.